Blog

Seri Membangun Karakter dalam Keluarga - Tulus

Seri Membangun Karakter dalam Keluarga

Bulan Maret-Tulus

Mesach Pahala

 

Tulus: Melakukan yang benar dengan motif transparan

-Character First!®-

 

Suatu pagi ketika saya akan pergi ke kantor, seperti biasa saya mengambil kacamata saya dan memakainya. Tapi ada yang aneh pagi itu, setelah memakai kacamata, rasanya sekeliling saya tidak secerah sebelumnya dan pandangan saya terasa suram. Bagi Anda yang memakai kacamata, pasti pernah mengalami hal serupa. Salah satu masalah yang paling mengganggu adalah adanya kotoran di kacamata. Penyelesaiannya mudah. Lap! Bersihkan! Selesai masalah.

Semakin sedikit gangguan atau kotoran, semakin jelas kita melihat melalui kacamata kita. Begitu juga dengan motivasi kita. Semakin sedikit motivasi terselubung kita, orang lain akan semakin memercayai kita.

Orang lain tidak dapat melihat motivasi kita. Cara mereka mengukur ketulusan kita adalah dengan mengamati konsistensi perkataan, tindakan dan respon kita.

Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena mereka yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi.

Kata “TULUS” (Sincere-Inggris) berasal dari bahasa Latin sincerus, yang berarti “utuh, murni, asli”. Tulus artinya bukan tiruan (kepalsuan yang terencana). Tulus adalah kondisi di mana yang di dalam sama dengan yang nampak di luar.

Sinonim terdekat dengan kata ketulusan adalah integritas. Dalam bahasa Ibrani, kata tulus menggunakan katatamiym yang berarti “lengkap, utuh, baik, berintegritas, sepenuhnya, sesuai kebenaran dan fakta.”

 

Lawan dari Tulus adalah Munafik (Hypocrisy) berasal dari kata Yunani Hupokrites, yang artinya “aktor, pemain drama, orang yang berpura-pura.”

Orang-orang munafik pada zaman Yesus menunjukkan tindakan keagamaan supaya dipuji manusia, tetapi hatinya penuh kejahatan. (Matius 23:27)

Akar permasalahan dari kemunafikan adalah hati yang tidak sepenuhnya diserahkan kepada Tuhan (Matius 15:7-8)

Orang munafik berfokus pada melakukan dengan detil perbuatan yang tampak sebagai kebenaran, namun justru mengabaikan hal-hal terpenting. (Matius 23:23)

 

Evaluasi pribadi

Untuk membangun karakter Tulus di keluarga, kita perlu membangunnya terlebih dahulu dalam diri kita. Salah satu caranya dengan mengevaluasi ketulusan kita dengan mengajukan beberapa pertanyaan ini sebagai parameter sederhananya.

  • Apakah diri Anda yang di luar, sama dengan yang di dalam?
  • Apakah ada dosa yang Anda sembunyikan dari terang Kristus?
  • Apakah Anda menghakimi orang lain atas pelanggaran yang juga Anda lakukan?
  • Apakah Anda taat di luar, sementara di dalam hati Anda memberontak?
  • Apakah Anda mencari Tuhan dengan sepenuh hati?
  • Apakah Anda melakukan perbuatan baik untuk mendapat pujian dari manusia atau untuk kemuliaan Allah?
  • Apakah Anda membiarkan kekuatan Allah bersinar melalui kelemahan Anda?
  • Apakah orang melihat terang Kristus melalui kekuatan dan kelemahan Anda?
  • Apakah Anda mencoba meniru prestasi orang lain tanpa meniru karakter mereka?

 

Bagaimana menerapkan ketulusan secara praktis di keluarga kita?

  • Perlakukan anggota keluarga di rumah dengan hormat dan kasih
  • Miliki standar yang sama di rumah seperti yang Anda bangun di tempat umum
  • Dorong anak-anak untuk berkelakuan baik sesuai dengan standar orangtua mereka, sekalipun orangtua tidak ada di dekat mereka
  • Hormati dan hargai pasangan Anda, bahkan ketika Anda tidak bersamanya
  • Ketika membicarakan orang lain, bicaralah dengan hormat seolah-olah orang itu ada di depan Anda.

 

Karakter Tulus di Alam

Ciptaan Tuhan di alam mencerminkan kebesaran dan karakter Allah yang mulia. Salah satu binatang yang mengilustrasikan ketulusan adalah Lebah Madu. Bagaimana lebah madu mengilustrasikan ketulusan? Silakan kunjungi web:http://bit.ly/LebahMaduHCC

 

Tuhan ingin kita dan seluruh anggota keluarga memiliki motivasi yang murni agar orang lain dapat melihat Kristus dalam diri kita. Sehingga kita dapat menjadi teladan bagi orang lain. Keteladanan kita berbicara lebih keras daripada perkataan kita, seperti kata pepatah ini:

“Your walk talk, and your talk talk. But your walk talk louder than your talk talk.”